9.5.13

Fotografi dan Vacation ala Marischka Prudence


Sore itu langit nampak mendung pertanda hujan akan turun, seketika wanita yang menggunakan dress wana hijau dengan senyumnya yang ramah menyapa saya untuk berbagi cerita mengenai pengalamannya seputar vacation, seolah-olah merubah langit mendung menjadi berwarna cerah kembali. Ialah Marischka Prudence, yang lebih akrab dipanggil Prue, wanita kelahiran 27 Juli 1984 mengawal kiprah karirnya sebagai news reporter di salah satu stasiun televisi swasta, dan kini beliau aktif menjadi travel blogger. Kini Prue memilih untuk menjadi travel blogger dan melepaskan jobnya sebagai news reporter karena ingin lebih fokus dalam mendedikasikan dirinya dalam bidang pariwisata. Berbekal pengalamannya dahulu ketika menjadi news reporter menuntut Prue untuk berkeliling Indonesia dan luar indonesia. Lama kelamaan Prue ketagihan untuk travelling dan ingin mendokumentasikan perjalanannya melalui tulisan, sehingga dia banting stir menjadi seorang travel blogger.


Berhenti menjadi reporter, bukan berarti membuat Marischka Prudence hilang arah, berbekal pengalamannya mengejar berita dari suatu tempat ke tempat lain, membuatnya tersadar bahwa passionnya memang dalam dunia travelling, kini ia  memilih untuk menjadi travel blogger


Dara yang dulunya kuliah di fakultas seni rupa dan desain ITB ini mengaku sering vacation dengan pasangan, keluarga dan teman-temannya. Dengan keluarga ia lebih cenderung memilih vacation yang bertema city, kemudian bersama teman-temannya, ia lebih memilih vacation di tempat wisata yang menampung aktivitas yang dapat dinikmati bersama, sedangkan bersama pasangan dan rekan-rekan kerjanya yang memiliki kesamaan preference memilih tema alam ketimbang wisata buatan manusia, wisata budaya, dan sebagainya. Dengan alam ia dapat belajar bersyukur dan mentalnya terbentuk, sebagai contoh kini ia sedang menggilai aktivitas diving. Berbagai spot diving telah ia lalui seperti diving di Pulau Weh (Aceh), Wakatobi, Bunaken, Maluku, Bali, dan Sumbawa. Melalui diving ia dapat merasakan sensasi yang berbeda, dimana selama ini terbiasa hidup di darat, ketika mencapai kedalaman laut ia dapat melihat coral-coral yang cantik dan spesies ikan yang unik-unik nan menggemaskan apalagi ketika mencapai dasar laut dimana air menjadi berwarna hitam, itu menciptakan sensasi tersendiri tuturnya bersemangat. Selain laut, bentang alam yang menjadi pilihan favoritnya untuk vacation yakni gunung, karena dengan melakukan aktivitas trekking di gunung, ia melewati proses demi proses hingga mencapai puncaknya, dan itu merupakan latihan mental. 




Pengalamannya dalam mendaki gunung meski belum terbilang banyak namun cukup membuatnya bangga diantaranya Gunung Gede dan Gunung Rinjani yang dinilai memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sanggup Prue jajali. Trekking ke gunung dipercayainya selain sebagai latihan mental juga ia merasa bersyukur terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.




Bila dilihat dari kualitas tantangan yang  ia hadapi ketika menyelam di laut dengan mendaki di gunung, jelas tingkat kesulitannya lebih banyak dihadapi di gunung. Sedangkan ketika menyelam, ia merasa lebih aman karena setiap penyelam akan dilindungi oleh buddy. Walau bagaimanapun keduanya memiliki resiko dan kompensasi tersendiri.


Prue mengaku dalam sebulan menyempatkan travelling minimal 2 kali, perasaan jenuh akan menghampirinya jika setiap hari hanya dibatasi sekat-sekat gedung tanpa vacation. Sekilas orang pasti berfikir  hidup Prue sangat menyenangkan, padahal proses yang dilaluinya memang cukup berat. Ia bercerita bahwa travelling memang membutuhkan biaya meskipun itu hanya sebagai backpacker namun jika kita jeli melihat peluang sebenarnya kita dapat travelling. Terbukti Marischka mengambil beberapa job sekaligus seperti menjadi travel konsultan, penulis freelance, dan kontributor suatu majalah. Dari situlah ia mendapatkan biaya dan kesempatan untuk travelling.


“Pekerjaannya yang berhubungan dengan travelling membuat ia banyak bersyukur karena melalui pekerjaannya ia bisa mengunjungi tempat-tempat terbaik di Indonesia. Dulu dalam benaknya Indonesia hanyalah sebuah negara yang carut marut politiknya, namun dibalik itu semua Indonesia memiliki sejuta pesona yang membangkitkan rasa nasionalismenya”


Barang yang wajib ia bawa ketika vacation yakni kamera. Kenapa Prue selalu membawa kamera karena selain hobinya mengambil gambar, ia memiliki mimpi besar untuk sharing foto mengenai travelling melalui blognya. Ia sangat menyukai motret landscape dengan kamera mirrorless. Menurutnya kamera mirrorless cocok untuk wanita, karena tidak perlu banyak teknik, walaupun sebenarnya ia ingin sekali membiasakan diri memotret dengan kamera DSLR.




Untuk mendapatkan hasil foto landscape selama berwisata Prue memberikan tips yakni harus sabar, luangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat terbaik dan jangan pernah berhenti mencoba mengambil gambar terbaik. Prue menyukai memotret ketika sore tiba karena langit nampak indah dengan perpaduaan warnanya menuju sunset bagaikan magic light akibat pembiasan cahaya pada objek yang akan diambil. Walaupun landscape menjadi objek favoritenya, ia pun sangat suka memotret dengan penduduk lokal yang memiliki tipikal muka yang sangat khas ketika vacation ke suatu tempat. Senyum yang ramah, dan mulailah untuk sekedar mengobrol menjadi trik andalannya agar ia bisa memotret dengan penduduk lokal.  Ia pun menambahkan tips jangan sampai lupa ada beberapa daerah yang memerlukan perizinan ketika memotret karena ia pernah memiliki pengalaman yang kurang nyaman ketika akan memotret sesuatu ia sempat kena hukuman harus membayar denda sejumlah uang gara-gara ada larangan memotret.





Wanita penyuka warna biru dan hijau ini sangat kagum dengan karya Chris Burkard karena beberapa karya fotonya mengenai surfing membuat hati Prue berdecak kagum. Perkembangan fotografi di Indonesia dilihat dari sudut pandang Prue sangat positif, dan kini orang tak perlu repot mencetak foto karena kemudahan yang difasilitasi kecanggihan teknologi. Prue memberikan aspirasi bagi dunia fotografi agar lebih spesifik dan fokus dengan tema yang dipilih.




Sebelum menutup cerita, Prue membagikan pengalamannya dulu ketika ia travelling ke Morotai, Prue sempat tersesat di suatu hutan ketika akan mencari sebuah air terjun beruntung temannya ada yang menggunakan GPS (Global Positioning System) sehingga ia dapat menemukan kembali jalur untuk pulang, namun parahnya selepas pulang ia malah terkena penyakit cacar. Pengalaman lainnya yakni pernah pada saat setelah menyelam di Maluku, kapal yang ia tumpangi terdampar di tempat yang ia tidak kenali. Pengalaman-pengalaman yang kurang nyaman baginya tersebut tak membuatnya kapok untuk travelling lagi justru menjadi hal yang membuatnya tersenyum dan seru untuk dibahas ketika bersama teman-temannya.


Ingin tahu banyak siapa Marischka Prudence lebih deket, silakan kunjungi blognya :  LifeIsAnAbsurdJourney


Photo courtesy by : Marischka Prudence


Text Reference : Berbagai sumber dan wawancara langsung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar