17.7.13

Mei dan Juni

Mei..

Kala pertemuan aku dan kamu di sebuah café di bilangan pusat kota yang dijuluki dengan kota “FO dan wisata kuliner”

Kau mengenakan kaos warna hitam kompak dengan aku yang juga mengenakan hijab berwarna hitam bercorak putih

Apakah itu pertanda awal pertemuan kami yang memang sehati?

Diawali dengan percakapan demi percakapan renyah yang terkadang membuat kami tertawa lebar ditengah celotehan-celotehan kami yang unik dan nyaman

Karaktermu yang pendiam dan santai bak air sungai yang mengalir tenang mendadak kontras dengan aku yang meletup-letup bak matahari terik ketika pertengahan siang

Apakah itu petunjuk bahwa aku dan kamu tercipta untuk saling melengkapi?

--

Juni..

Sebuah langkah penentu hubungan antara aku dan kamu menjadi kami

Suatu nama bulan yang kuharapkan selalu bisa menjadi kabar baik antara aku dan kamu

Juni, empat huruf, bulan ke enam

Kami larungkan niat baik itu dalam sebuah hubungan yang kami harap dapat bahagia tiada tepi, selalu lurus ketika segalanya membelokkan

Terkadang aku merenung dan berfikir dalam senyap malam dan sekelebat pikiran yang kosong

Dapatkah kami selalu bersatu dalam suka dan duka ketika batu kerikil siap menghadang kami?

Akankah waktu mengilhami kami untuk bisa saling mengerti dan menghargai ditengah berbagai macam intrik kehidupan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkecamuk dalam naungan pikiranku, namun aku selalu mencoba untuk yakin akan hubungan yang sarat akan tumpukan kepercayaan




Aku percaya kamu.. terlebih ketika kamu memberikanku sekuntum mawar merah yang kau beri tanpa kuduga

Aku..dengan segala kekuranganku hanya mampu menyunggingkan senyuman ketika kamu hendak memberikanku sekuntum mawar itu

Apakah mawar itu pertanda kesetiaanmu padaku? Ataukah hanya sekedar simbol yang lambat laun akan pudar ketika bunga itu layu dan mengering?

Aku berharap yang terbaik bagi hubungan aku dan kamu sehingga “kami” dapat selalu menjadi “kami” yang kian hari kian selaras dan terpaut menuju bahtera impian kami.

--