“Sometimes you will
never know the true value of a moment until it becomes a memory”
~ Anonymous
Seperti kata
mutiara tersebut, Kota Bandung dengan segala keindahannya memberikan memori
yang begitu membekas bahkan menciptakan sebuah value jika kita kembali
mengingat sejarah dan perkembangannya. Keramah-tamahan masyarakat kota dengan
julukan “Paris Van Java” ini menyuguhkan kehangatan bagi siapapun yang
berkunjung. Tak hanya itu sebutan kota kreatif dan kota musisi makin melekat
dalam citra kota yang telah berusia 203 tahun ini. Terbukti banyak wisatawan
baik lokal maupun mancanegara dibuat penasaran untuk menikmati atmosfir Kota
Bandung. Sayang rasanya apabila Anda datang ke Kota Bandung tanpa memijakan
kaki di 7 spot yang paling “Bandung
Banget” berikut ini :
Siapapun yang
berkunjung ke Kota Bandung kurang lengkap rasanya jika tidak mengabadikan momen
di depan Gedung Sate. Gedung Sate merupakan sebuah bangunan bersejarah di Kota
Bandung dimana pada awal pembangunannya dijadikan sebagai pusat pemerintahan oleh pemerintahan Belanda. Menurut sejarah, pembangunan
Gedung Sate melibatkan sekitar 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat atau
ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang
berasal dari Konghu atau Kanton.
Menariknya jika Anda berkesempatan bertandang ke Gedung Sate
jangan lewatkan untuk berfoto-foto. Jangan lupa juga untuk mencicipi
kuliner khas Kota Bandung yang dijual berderet rapi di sisi pinggir Gedung
Sate. Beruntung jika Anda mengantongi izin untuk masuk ke dalam gedung ini dari
petugas setempat. Anda dapat mengakses gedung yang memiliki ornamen tusuk
sate pada menara sentralnya hingga sampai pada atapnya, sungguh
pemandangan yang luar biasa! Menyaksikan Kota Bandung dari atap gedung sate menciptakan
sensasi tersendiri.
Jika Kota Jakarta
memiliki Dunia Fantasi sebagai daya tarik wisata berupa wahana permainan yang
berada di luar ruangan, lain halnya dengan Kota Bandung yang menawarkan ikon
wahana permainan di dalam ruangan bahkan Trans Studio Bandung (TSB) dinobatkan
sebagai indoor theme park terbesar di Indonesia. Trans Studio Bandung
menjadi destinasi favorit bagi wiswatan, pasalnya tempat ini terletak dalam
satu kawasan perbelanjaan Trans Studio Mall yang dahulu bernama Bandung
Supermall, sebuah mall yang sangat legendaries dan dalam pembangunannya cukup
menuai kontroversi kala itu. Anda tak perlu khawatir memikirkan dimana akan
menginap, karena di sekitarnya terdapat hotel-hotel berbintang. Dalam
perkembangannya TSB menjadi ikon wahana permainan terbesar bila dibandingkan
trans studio yang terdapat di Kota Makassar.
- Alun
– Alun Asia Afrika, Kota Bandung
Alun – Alun
Asia Afrika merupakan tempat yang tak pernah sepi pengunjung. Tidak hanya sebagai
pusat perbelanjaan, di sekitarnya terdapat pula sebuah masjid yang bernama
Masjid Raya Bandung. Masjid ini memiliki menara kembar yang memfasilitasi
pengunjung untuk melihat Kota Bandung dari ketinggian 81 meter. Menara ini
berbentuk segi delapan dengan jendela yang transparan di setiap sisinya, jika
menaiki menara tersebut Anda dapat melihat pemandangan Kota Bandung pada ukuran
360 derajat. Tak hanya sebatas itu, di sekitar Alun-Alun terdapat beragam
bangunan bersejarah yang cukup memanjakan mata untuk menikmati “aura” heritage seperti gedung Kantor Pos, BRI
Tower, Museum Asia Afrika, Jalan Braga dan Parahyangan Plaza yang sungguh
fenomenal namun sekarang telah berubah menjadi pusat kaos disto Bandung.
- Institute
Teknologi Bandung
Suatu
kebanggaan bagi Kota Bandung karena memiliki sebuah perguruan tinggi yang
mencetak generasi muda berdaya saing tinggi. Institute Teknologi Bandung (ITB) berlokasi
di Jalan Ganesha 10/12 sebagai salah satu ikon Kota Bandung yang memiliki
fasilitas yang sangat lengkap untuk ditelusuri. Mulai dari Masjid Salman ITB
yang legendaris, Galeri IPTEK Sabuga ITB yang memiliki instrument IPTEK cukup
lengkap, Taman Ganesha yang sungguh sejuk dan rindang, hingga Sarana Olah Raga
Sabuga dengan fasilitas olah raga yang lengkap menjadi daya tarik sendiri bagi
wisatawan.
Sebuah kawasan
di Kota Bandung yang menjadi “
tambatan
hati” bagi siapapun yang mendambakan destinasi dengan suasana sejuk nan
modern. Dalam Bahasa Sunda, Dago memiliki arti “menunggu”. Konon menurut
catatan sejarah masyarakat dahulu jika akan pergi bersama-sama menuju kota
harus menempuh daerah Dago yang dikelilingi hutan yang sepi dan rawan akan
ancaman binatang buas. Untuk menghindari bahaya tersebut mereka saling “
ngadago” atau saling menunggu, sehingga
kawasan yang dahulunya merupakan hutan tersebut diberi nama Dago. Wajah Kawasan
Dago kini tidak “seseram” dahulu, menjamurnya pembangunan
factory outlet, hotel, villa, café-café
dan semakin berkembangnya daya tarik wisata seperti Taman Hutan Raya (THR)
Djuanda dan Curug Dago di kawasan ini menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.
Ke Bandung
rasanya kurang lengkap jika melewatkan Kawasan Cibaduyut. Kawasan ini terkenal
akan sentra sepatu, tas, dompet dan aksesorisnya yang berbahan kulit. Berjarak
sekira 30 menit dari pusat kota, berderet rapi toko-toko yang menjual sepatu
dan beberapa toko-toko yang menerima pesanan sepatu sesuai dengan desain yang
diinginkan. Bicara soal kualitas produk-produk asal kawasan ini tidak perlu
diragukan lagi, desain nya pun kini mengikuti perkembangan zaman, cocok
dijadikan buah tangan bagi yang berkunjung dari luar kota.
Sebuah ikon tak
bisa terlepas dari sejarahnya, sama halnya dengan Kawasan Cihampelas. Dahulu
pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Cihampelas yang termasuk dalam Kawasan
Bandung Utara tersebut dikondisikan sebagai pemukiman Bangsa Eropa. Saat itupun
gedung-gedung gaya romantik Belanda banyak berdiri di kawasan ini. Seiring
perkembangannya, bangunan-bangunan di kawasan ini mulai disewa dan diperjual belikan
hingga kondisinya menjadi kawasan wisata belanja seperti sekarang.
Berbicara
mengenai Kawasan Cihampelas tempo dulu pun tidak dapat dipisahkan dari
perdagangan jeans. Dahulu deretan
toko di kawasan ini saling bersaing dalam menjual produk jeans dengan beragam variasi. Namun kini magnet kawasan tersebut
tidak melulu dari jeansnya, pasalnya beberapa bagian dari toko-toko tersebut
kini bertransformasi menjadi factory
outlet yang menjual beragam jenis pakaian.
Jika Anda
menelusuri ruas Jalan Cihampelas, mata Anda akan disuguhkan dengan pemandangan penjual
kaos-kaos dengan tulisan dan gambar bertema “Bandung” serta penjual kuliner peyeum dan es durian yang terdapat di
ruas kanan dan kiri jalan. Tak hanya itu, hotel-hotel,
mall dan shuttle travel turut
menjamur di kawasan yang dahulunya terkenal dengan ikon Kolam Renang Pemandian
Cihampelas ini. Sayangnya karena satu dan lain hal, Kolam Renang Pemandian
Cihampelas nan legendaris tersebut mengalami pembongkaran padahal kolam renang
tersebut merupakan kolam renang tertua di Kota Bandung dan pertama yang
dibangun di Indonesia. Siapa yang tak menyangka bahwa pemberian nama Cihampelas
sendiri diambil dari nama pohon-pohon Hampelas (sejenis pohon berdaun kasar
yang biasa digunakan untuk menggosok badan), yang mana pohon ini terdapat di sekitar Kolam Renang Pemandian
Cihampelas.
~Fauziah Andri Priyatno
***